Bentrok Sengit Depan Gedung DPR, Polisi Gunakan Gas Air Mata, Sejumlah Massa Ditangkap

Kericuhan hebat pecah di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, pada Minggu (31/8/2025) dini hari. Insiden ini melibatkan bentrok antara massa pengunjuk rasa dengan aparat kepolisian yang berupaya menjaga ketertiban. Situasi yang memanas tersebut memaksa aparat menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan, dan dilaporkan sejumlah orang telah diamankan.
Kronologi Bentrok di Depan Parlemen
Berdasarkan pantauan di lokasi, ketegangan mulai terlihat sejak Sabtu (30/8/2025) malam, saat ribuan massa aksi, yang mayoritas didominasi oleh kelompok pemuda dan mahasiswa, masih bertahan di sekitar kompleks parlemen. Aksi unjuk rasa yang semula berlangsung damai dan menuntut peninjauan ulang terhadap beberapa kebijakan pemerintah, mulai bergejolak menjelang tengah malam. Puncak kericuhan terjadi saat massa mencoba merangsek mendekati gerbang utama gedung DPR/MPR, yang dijaga ketat oleh barikade aparat kepolisian dari Satuan Brimob dan Sabhara.
Peringatan berulang kali dari pihak kepolisian untuk membubarkan diri tidak dihiraukan massa. Sebaliknya, beberapa oknum dalam kerumunan mulai melemparkan berbagai proyektil, termasuk batu, botol plastik, dan benda keras lainnya, ke arah barisan petugas. Lemparan ini menyulut emosi dan memicu respons cepat dari aparat. Tembakan gas air mata pertama dilepaskan sekitar pukul 00.30 WIB, disusul dengan beberapa tembakan susulan untuk mendorong massa mundur dari area steril.
Suasana seketika berubah kacau dengan kepulan asap gas air mata yang pedih di mata dan tenggorokan. Massa kocar-kacir berusaha menghindari efek gas, namun beberapa di antaranya tetap bertahan dan membalas dengan lemparan. Bentrokan sporadis terus berlanjut hingga beberapa jam berikutnya, menciptakan pemandangan mencekam di jantung ibu kota. Petugas terlihat menggunakan tameng dan pentungan untuk menghalau massa yang berusaha mendekat.
Respon Aparat dan Penanganan Situasi Pascakericuhan
Menyikapi eskalasi situasi, aparat kepolisian memperketat pengamanan dan menambah jumlah personel di lapangan. Selain gas air mata, mobil water cannon juga disiagakan, meskipun belum digunakan secara masif. Operasi pembubaran massa difokuskan pada pemisahan kelompok-kelompok kecil yang masih melakukan perlawanan dan mengidentifikasi provokator.
Dalam insiden tersebut, pihak kepolisian berhasil mengamankan sejumlah individu yang diduga menjadi provokator atau terlibat dalam tindakan perusakan dan pelemparan. Mereka langsung dibawa ke Markas Polda Metro Jaya untuk pemeriksaan lebih lanjut. Belum ada laporan resmi mengenai jumlah pasti yang ditangkap atau korban luka dari kedua belah pihak, namun tim medis terlihat berjaga-jaga di lokasi kejadian untuk memberikan pertolongan pertama.
Tindakan tegas terpaksa kami ambil setelah serangkaian peringatan tidak diindahkan dan keselamatan petugas serta fasilitas negara terancam. Prioritas kami adalah memulihkan ketertiban dan memastikan keamanan publik. Siapa pun yang terbukti melanggar hukum akan diproses sesuai ketentuan yang berlaku, ujar seorang perwakilan kepolisian yang enggan disebut namanya di lokasi kejadian.
Pada pukul 03.00 WIB, situasi di depan Gedung DPR/MPR mulai terkendali meskipun sisa-sisa massa masih terlihat berkerumun di beberapa titik jauh dari kompleks parlemen. Petugas kebersihan segera dikerahkan untuk membersihkan puing-puing dan sampah yang berserakan akibat bentrokan. Lalu lintas di Jalan Gatot Subroto yang sempat ditutup total, perlahan mulai dibuka kembali. Hingga laporan ini diturunkan pada 31 August 2025, pengamanan di sekitar Gedung DPR/MPR masih diperketat, mengantisipasi potensi kericuhan susulan.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda