Jadon Sancho di Ujung Tanduk: Masa Depan Buntu di Manchester United

Masa depan Jadon Sancho di Manchester United kian menemui jalan buntu. Penyerang sayap asal Inggris ini dilaporkan semakin terpinggirkan dari skuad utama, menimbulkan spekulasi serius tentang kelanjutan kariernya di Old Trafford. Situasi ini diperparah dengan kabar penolakannya terhadap tawaran dari setidaknya tiga klub, meski ia tidak lagi masuk dalam rencana pelatih Erik ten Hag.
Konflik Internal dan Isolasi Sang Pemain
Hubungan antara Jadon Sancho dan Erik ten Hag mencapai titik nadir setelah insiden perselisihan publik pada awal musim ini. Sancho diketahui mengkritik Ten Hag di media sosial setelah sang pelatih mengklaim performa Sancho dalam sesi latihan tidak memuaskan. Akibatnya, Sancho dikenai sanksi disipliner dan sejak saat itu diasingkan dari skuad tim utama, bahkan dilarang berlatih bersama rekan-rekannya. Ia kini berlatih secara terpisah, sebuah pemandangan yang kontras dengan statusnya sebagai salah satu rekrutan termahal klub, didatangkan dengan biaya sekitar £73 juta dari Borussia Dortmund pada tahun 2021.
Hingga 18 August 2025, tidak ada tanda-tanda rekonsiliasi antara kedua belah pihak. Situasi ini menempatkan Manchester United dalam posisi sulit. Mereka memiliki pemain dengan gaji tinggi (diperkirakan mencapai £300.000 per minggu) yang tidak memberikan kontribusi di lapangan, sekaligus berpotensi merusak moral tim jika masalah ini terus berlarut-larut tanpa penyelesaian.
Dilema Pasar Transfer: Opsi yang Kian Menipis
Jendela transfer Januari diprediksi menjadi momen krusial bagi masa depan Sancho. Namun, laporan terbaru menunjukkan bahwa sang pemain telah menolak sejumlah proposal dari klub yang tertarik. Sumber-sumber internal menyebutkan bahwa setidaknya tiga klub telah mendekati Manchester United untuk menanyakan ketersediaan Sancho, termasuk opsi pinjaman, namun pemain berusia 23 tahun itu enggan mempertimbangkan tawaran tersebut.
Beberapa spekulasi menyebutkan bahwa Sancho tidak tertarik dengan tawaran dari klub-klub yang dianggap “kurang prestisius” atau klub dari Liga Pro Saudi, yang belakangan menjadi destinasi populer bagi banyak pemain Eropa. Keinginan Sancho untuk tetap bermain di level tertinggi dan di klub yang kompetitif disinyalir menjadi alasan utama di balik penolakannya. Namun, sikap ini justru semakin mempersempit opsi keluar baginya, mengingat klub-klub top Eropa mungkin enggan mengambil risiko merekrut pemain yang tengah bermasalah dan sudah lama tidak bermain.
Situasi Jadon Sancho adalah representasi nyata dari aset mahal yang terparkir. Dengan gaji tinggi dan kurangnya menit bermain, nilai pasarnya akan terus tergerus. Ini kerugian besar bagi Manchester United, dan sebuah peringatan bagi pemain itu sendiri bahwa ego dapat menghambat karier yang menjanjikan.
Dengan jendela transfer Januari yang semakin dekat, tekanan untuk mencari solusi bagi Jadon Sancho akan semakin meningkat. Baik bagi sang pemain yang ingin mengembalikan kariernya, maupun bagi Manchester United yang berusaha melepas beban gaji dan mendapatkan kembali nilai investasi, masa depan Sancho tetap menjadi tanda tanya besar yang harus segera terjawab.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda