October 15, 2025

Delik Kalbar

Satu Portal, Banyak Cerita

Presiden Prabowo Akan Pidato di PBB, Menggali Akar Diplomasi Sumitro Djojohadikusumo

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dijadwalkan akan menyampaikan pidato perdananya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 yang akan diselenggarakan di New York, Amerika Serikat. Momen krusial ini direncanakan berlangsung pada Selasa, 23 September 2025. Pidato tersebut tidak hanya menandai debut Presiden Prabowo di panggung diplomatik tertinggi dunia sebagai kepala negara, tetapi juga disebut-sebut akan mengulang sejarah perjuangan diplomasi yang pernah digagas oleh ayahnya, Profesor Sumitro Djojohadikusumo, memberikan dimensi historis yang mendalam pada kehadiran Indonesia di forum global.

Keterlibatan Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB ke-80 diharapkan menjadi platform bagi Indonesia untuk menegaskan kembali komitmennya terhadap perdamaian dunia, multilateralisme, serta memperkuat posisi sebagai negara yang aktif berperan dalam mencari solusi atas berbagai tantangan global. Sorotan terhadap koneksi historis dengan Prof. Sumitro Djojohadikusumo mengindikasikan pesan yang kuat tentang keberlanjutan visi dan misi diplomasi Indonesia dari masa ke masa.

Melanjutkan Jejak Diplomasi Bersejarah

Profesor Sumitro Djojohadikusumo, seorang ekonom ulung dan diplomat visioner, dikenal luas atas kontribusinya dalam meletakkan fondasi diplomasi ekonomi dan pembangunan nasional Indonesia pada masa-masa awal kemerdekaan. Visi beliau tentang kemandirian ekonomi, politik luar negeri bebas aktif, serta perjuangan untuk menciptakan tatanan dunia yang lebih adil telah menjadi pilar utama kebijakan luar negeri Indonesia.

Pidato Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB ke-80 ini, menurut banyak pengamat, bukan hanya sekadar menyampaikan kebijakan pemerintah saat ini, tetapi juga menghidupkan kembali semangat juang dan pemikiran strategis Prof. Sumitro dalam konteks tantangan global kontemporer. “Keterkaitan dengan Prof. Sumitro memberikan dimensi historis dan filosofis yang mendalam pada pidato Presiden Prabowo. Ini bukan hanya tentang kebijakan saat ini, tetapi juga tentang warisan intelektual dan perjuangan yang membentuk identitas diplomasi Indonesia sejak awal,” ujar Dr. Retno Wulan, seorang pengamat hubungan internasional dari Universitas Gadjah Mada.

Warisan diplomasi Prof. Sumitro meliputi upaya-upaya aktif dalam membentuk kerja sama regional dan internasional, serta memastikan kepentingan nasional Indonesia terwakili secara efektif di kancah global. Semangat inilah yang diharapkan akan termanifestasi dalam pidato Presiden Prabowo, menempatkan Indonesia sebagai pemain kunci yang relevan dan berpengaruh di arena multilateral.

Agenda Utama dan Peran Indonesia di Panggung Global

Diperkirakan, pidato Presiden Prabowo akan menyoroti berbagai isu krusial yang menjadi perhatian dunia. Isu-isu seperti perdamaian global, krisis pangan, perubahan iklim, serta kesetaraan ekonomi antarnegara diprediksi akan menjadi poin utama. Selain itu, posisi Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim dan anggota G20, diperkirakan akan menekankan pentingnya multilateralisme dan kerja sama internasional dalam menghadapi tantangan bersama, termasuk isu-isu kemanusiaan dan keadilan global.

Sumber internal di Kementerian Luar Negeri mengindikasikan bahwa Indonesia akan terus menyuarakan pentingnya prinsip non-intervensi dan penyelesaian konflik secara damai, selaras dengan politik luar negeri bebas aktif. “Indonesia berkomitmen untuk menjadi jembatan perdamaian dan keadilan global, serta menyuarakan kepentingan negara-negara berkembang,” ujar seorang pejabat Kemenlu yang tidak ingin disebut namanya.

“Peran Indonesia dalam menjaga stabilitas kawasan dan kontribusinya terhadap isu-isu kemanusiaan akan menjadi sorotan. Presiden Prabowo diharapkan akan menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap Piagam PBB dan hukum internasional, sembari mengedepankan pendekatan inklusif dalam diplomasi.”

Persiapan pidato ini telah dilakukan secara matang, melibatkan berbagai kementerian dan lembaga terkait, untuk memastikan pesan yang disampaikan relevan, kuat, dan mencerminkan aspirasi rakyat Indonesia. Delegasi Indonesia di Sidang Umum PBB ke-80 diharapkan dapat membawa pulang hasil-hasil konkret yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.

Kehadiran Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB ke-80 tidak hanya menandai debutnya di forum internasional sepenting ini, tetapi juga menegaskan kembali posisi Indonesia sebagai pemain kunci dalam arsitektur global. Dengan membawa warisan diplomasi yang kuat dari Prof. Sumitro Djojohadikusumo, Indonesia berharap dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menciptakan tatanan dunia yang lebih adil dan damai.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.