Manuver Nekat Pengendara Picu Kemacetan Parah di Sekitar Kompleks Parlemen

Jakarta, 24 September 2025 – Arus lalu lintas di sekitar Kompleks Parlemen Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Senayan, Jakarta Pusat, kembali menjadi sorotan akibat kemacetan parah yang kerap terjadi. Kondisi ini diperparuh oleh ulah sejumlah pengendara yang nekat menyerobot lajur dari sisi kiri untuk kemudian memotong ke kanan secara agresif, menciptakan simpul kemacetan baru yang merugikan pengguna jalan lainnya. Fenomena ini bukan saja memperlambat pergerakan kendaraan, tetapi juga meningkatkan potensi kecelakaan di salah satu ruas jalan vital ibu kota tersebut.
Manuver Agresif Picu Titik Kemacetan Baru
Kemacetan di area sekitar DPR, khususnya di Jalan Gatot Subroto dan Jalan Asia Afrika, telah lama menjadi keluhan rutin warga Jakarta. Namun, menurut pantauan di lapangan dan laporan dari pihak berwenang, perilaku pengendara yang tidak disiplin menjadi salah satu pemicu utama yang memperparah situasi. Banyak pengemudi sepeda motor maupun mobil memilih untuk menggunakan lajur paling kiri, yang seringkali diperuntukkan bagi kendaraan lambat atau yang akan berbelok, sebagai jalur pintas untuk menghindari antrean panjang.
Setelah berhasil melaju beberapa meter di lajur kiri, mereka kemudian secara tiba-tiba bermanuver memotong ke kanan, memaksa kendaraan di lajur normal untuk mengerem mendadak atau mengalah. Tindakan “serobot” ini, yang sering disebut cutting in atau weaving, secara efektif mengurangi kapasitas jalan dan menciptakan hambatan aliran lalu lintas (bottleneck) yang signifikan. Akibatnya, kecepatan rata-rata kendaraan menurun drastis, waktu tempuh meningkat, dan tingkat stres pengendara pun melonjak.
Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP M. Nurdin, menyatakan kekhawatirannya terhadap fenomena ini.
“Kami melihat perilaku tidak disiplin ini menjadi salah satu kontributor utama kemacetan di beberapa titik kritis, termasuk sekitar DPR. Petugas kami sudah rutin melakukan penindakan, namun kesadaran dan etika berlalu lintas dari masing-masing pengendara adalah kunci utama,” ujar AKBP M. Nurdin kepada media pada 24 September 2025. “Manuver agresif seperti ini sangat berbahaya, bukan hanya bagi pelaku, tapi juga bagi pengguna jalan lain. Ini bisa memicu kecelakaan beruntun.”
Seruan Penertiban dan Solusi Jangka Panjang
Meningkatnya intensitas kemacetan di area strategis ini telah memicu desakan dari berbagai pihak agar pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta meningkatkan penertiban dan pengawasan. Tidak hanya penindakan terhadap pelanggar, tetapi juga kampanye edukasi tentang pentingnya disiplin berlalu lintas perlu digencarkan.
Para pakar transportasi berpendapat bahwa selain penegakan hukum yang tegas, solusi jangka panjang juga diperlukan. Ini mencakup peningkatan infrastruktur transportasi publik, optimalisasi rekayasa lalu lintas, serta edukasi berkelanjutan mengenai etika berkendara. “Jakarta memerlukan solusi komprehensif. Penindakan saja tidak cukup jika tidak diiringi dengan peningkatan kesadaran masyarakat dan perbaikan sistem transportasi secara keseluruhan,” jelas Dr. Budi Santoso, seorang pengamat transportasi dari Universitas Indonesia.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Polda Metro Jaya terus berkoordinasi untuk mencari formula terbaik dalam mengatasi masalah kemacetan kronis di ibu kota. Diharapkan, dengan sinergi antara penegakan aturan, peningkatan kesadaran masyarakat, dan pengembangan infrastruktur, arus lalu lintas di sekitar Kompleks Parlemen dan seluruh wilayah Jakarta dapat lebih tertib dan lancar di masa mendatang. Pengendara diimbau untuk selalu mematuhi rambu lalu lintas dan marka jalan, serta mengutamakan keselamatan dan kenyamanan bersama.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda