Magelang Jadi Model Nasional: Mensos Puji Inovasi Pembaruan Data Sosial Berbasis ASN

Jakarta, 14 October 2025 – Menteri Sosial Republik Indonesia, H. Yaqut Cholil Qoumas, yang akrab disapa Gus Ipul, melayangkan pujian tinggi kepada Pemerintah Kabupaten Magelang atas inisiatif luar biasa dalam memutakhirkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTSKS). Langkah Magelang yang melibatkan ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) secara langsung dalam proses pendataan ini dinilai sebagai model percontohan yang patut diadopsi oleh seluruh daerah di Indonesia.
Pujian ini disampaikan menyusul keberhasilan Magelang dalam menggerakkan potensi internal pemerintahan untuk mengatasi tantangan klasik pendataan sosial yang kerap diwarnai isu akurasi dan validitas. DTSKS merupakan fondasi utama bagi penyaluran berbagai program bantuan sosial, sehingga keakuratannya sangat krusial demi memastikan bantuan tepat sasaran dan menghindari potensi penyimpangan.
Transformasi Pendataan Sosial Melalui Keterlibatan ASN
Inisiatif Kabupaten Magelang ini menandai sebuah terobosan signifikan dalam upaya peningkatan kualitas data kesejahteraan sosial. Dengan mengerahkan ribuan ASN dari berbagai perangkat daerah, Magelang tidak hanya menunjukkan komitmen serius terhadap akurasi data, tetapi juga memanfaatkan sumber daya manusia yang ada secara efektif. Para ASN ini dikerahkan untuk melakukan verifikasi dan validasi data secara langsung di lapangan, berinteraksi dengan masyarakat, dan memutakhirkan informasi yang diperlukan untuk DTSKS.
Menurut Gus Ipul, keterlibatan aktif ASN dalam proses pendataan memiliki manfaat ganda. Selain menghasilkan data yang lebih akurat dan valid karena verifikasi langsung, proses ini juga berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan kepekaan sosial di kalangan ASN. Interaksi langsung dengan masyarakat, terutama mereka yang membutuhkan, akan membuka mata dan hati para abdi negara terhadap realitas sosial yang ada di lapangan.
“Keterlibatan ASN dalam pendataan tidak hanya penting untuk menghasilkan data yang valid dan mutakhir, tetapi juga merupakan sebuah latihan berharga untuk melatih kepekaan sosial mereka di lingkungan kerja dan kehidupan sehari-hari. Ini adalah fondasi penting untuk membentuk birokrasi yang lebih responsif dan peduli terhadap masyarakat,” tegas Gus Ipul.
Pengalaman Magelang menunjukkan bahwa ASN yang terlibat dalam proses ini tidak hanya menjalankan tugas administratif, tetapi juga menjadi ujung tombak pelayanan publik yang lebih empatik. Mereka dapat memahami langsung kondisi ekonomi, kesehatan, dan pendidikan warga, yang pada akhirnya akan memperkaya perspektif mereka dalam merumuskan kebijakan dan program di masa mendatang.
Tantangan dan Replikasi Model Magelang di Skala Nasional
Menteri Sosial lebih lanjut menegaskan bahwa model pendataan seperti yang diterapkan di Magelang ini harus menjadi standar baru dan diadopsi oleh daerah-daerah lain di seluruh Indonesia. Meskipun setiap daerah memiliki karakteristik dan tantangan unik, esensi dari keterlibatan aktif ASN dalam pendataan dinilai Gus Ipul sebagai kunci untuk membangun sistem kesejahteraan sosial yang lebih tangguh dan akuntabel.
Replikasi model ini di tingkat nasional tentu membutuhkan komitmen kuat dari pemerintah daerah dan dukungan dari pemerintah pusat. Tantangan yang mungkin muncul meliputi koordinasi antarlembaga, pelatihan bagi ASN, serta alokasi sumber daya yang memadai. Namun, Gus Ipul optimis bahwa dengan visi yang jelas dan semangat kolaborasi, tantangan tersebut dapat diatasi.
Diharapkan, dengan semakin banyaknya daerah yang mengadopsi pendekatan Magelang, kualitas DTSKS di seluruh Indonesia akan meningkat signifikan. Data yang valid dan akurat akan memungkinkan pemerintah untuk merancang program-program bantuan sosial yang lebih efektif, mengurangi angka kemiskinan dan ketimpangan, serta membangun ekosistem pelayanan publik yang lebih responsif dan berpihak kepada rakyat.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda