October 23, 2025

Delik Kalbar

Satu Portal, Banyak Cerita

Muhammadiyah Umumkan Awal Ramadan dan Idulfitri 1447 H: Februari dan Maret 2026

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah secara resmi mengumumkan penetapan awal Ramadan 1447 Hijriah yang jatuh pada Rabu, 18 Februari 2026 Masehi. Keputusan ini juga mencakup penetapan Hari Raya Idulfitri atau 1 Syawal 1447 H yang akan diperingati pada Jumat Legi, 20 Maret 2026 Masehi.

Pengumuman dini ini, yang disampaikan jauh hari sebelum penanggalan tersebut tiba, merupakan bentuk konsistensi Muhammadiyah dalam menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal untuk menentukan awal bulan-bulan Hijriah. Langkah ini bertujuan memberikan kepastian bagi seluruh warganya dalam merencanakan ibadah puasa dan perayaan Hari Raya.

Hisab Hakiki Wujudul Hilal: Pedoman Konsisten Muhammadiyah

Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, telah lama dikenal dengan metode penetapan awal bulan Qamariyah yang mandiri dan berdasarkan perhitungan astronomi yang cermat, atau yang dikenal dengan hisab hakiki wujudul hilal. Metode ini mengacu pada kriteria terpenuhinya syarat hisab, yaitu telah wujudnya hilal di atas ufuk saat matahari terbenam, tanpa mensyaratkan visibilitas hilal.

Melalui Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, penetapan ini dilakukan berdasarkan perhitungan yang valid dan telah teruji bertahun-tahun. Dengan menggunakan hisab, Muhammadiyah dapat mengumumkan tanggal-tanggal penting ini jauh-jauh hari, memberikan kemudahan bagi umat Islam, khususnya para anggotanya, untuk mempersiapkan diri secara spiritual maupun logistik.

“Penetapan berdasarkan hisab ini bukan hanya soal akurasi ilmiah, tetapi juga bentuk ikhtiar kami dalam memberikan kepastian kepada umat. Dengan mengetahui jadwal ibadah jauh hari, diharapkan umat dapat lebih maksimal dalam mempersiapkan diri, baik secara fisik maupun mental,” ujar Sekretaris PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Abdul Karim, dalam keterangan tertulisnya pada 23 October 2025.

Mempersiapkan Diri dan Menjaga Solidaritas Umat

Penetapan awal Ramadan dan Idulfitri oleh Muhammadiyah seringkali mendahului pengumuman resmi pemerintah melalui Kementerian Agama yang biasanya melibatkan Sidang Isbat. Sidang Isbat sendiri umumnya menggunakan kombinasi metode hisab dan rukyatul hilal (observasi langsung bulan baru) untuk menentukan awal bulan Hijriah.

Meskipun terkadang terdapat perbedaan dalam penetapan awal bulan antara Muhammadiyah dan pemerintah, hal ini sudah menjadi bagian dari dinamika keislaman di Indonesia. Muhammadiyah senantiasa menyerukan kepada seluruh warganya untuk tetap menjaga toleransi dan solidaritas antarumat Islam, terlepas dari perbedaan metode yang digunakan.

“Kami selalu menekankan pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah. Perbedaan dalam metode penetapan tanggal adalah keniscayaan yang telah ada sejak lama, dan seyogianya tidak mengurangi semangat kebersamaan dalam menjalankan ibadah,” kata Prof. Dr. Abdul Karim. “Yang terpenting adalah esensi ibadah itu sendiri dan bagaimana kita mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.”

Dengan penetapan ini, Muhammadiyah berharap umat Islam dapat memanfaatkan waktu persiapan yang panjang untuk meningkatkan kualitas ibadah, introspeksi diri, dan mempererat tali silaturahmi. Penetapan ini juga diharapkan dapat membantu masyarakat dalam merencanakan aktivitas sosial dan ekonomi mereka, menyambut datangnya bulan suci Ramadan yang penuh berkah dan merayakan Idulfitri dengan suka cita.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.