December 1, 2025

Delik Kalbar

Satu Portal, Banyak Cerita

Kesaksian Mantan Direktur: Terminal OTM Merak Krusial Tekan Biaya Impor BBM

Sebuah fakta krusial terungkap dalam persidangan perkara minyak mentah yang tengah bergulir di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta. Edward, seorang mantan direktur di salah satu entitas terkait, memberikan kesaksian yang menyoroti peran vital terminal milik PT Oil Tanking Merak (OTM) dalam menjaga efisiensi logistik energi nasional. Menurutnya, fasilitas tersebut bukan hanya menekan biaya impor Bahan Bakar Minyak (BBM), tetapi juga mempermudah distribusi ke berbagai wilayah di Indonesia.

Dalam keterangannya di hadapan majelis hakim pada 10 November 2025, Edward menjelaskan bahwa keberadaan terminal OTM di Merak, Banten, merupakan salah satu pilar utama dalam strategi pengadaan BBM di Tanah Air. Dengan kapasitas penyimpanan yang signifikan dan lokasi yang strategis, terminal ini memungkinkan penampungan impor BBM dalam skala besar, mengurangi frekuensi pengiriman kecil, dan mengoptimalkan jalur distribusi. Implikasi langsungnya adalah penghematan biaya logistik yang substansial, yang pada akhirnya dapat berdampak pada harga jual BBM di tingkat konsumen.

Sidang yang membahas kasus dugaan penyimpangan dalam transaksi jual beli minyak mentah ini telah menarik perhatian publik dan kalangan industri. Kesaksian Edward menjadi penting untuk memahami bagaimana infrastruktur penunjang, seperti terminal penyimpanan, berperan dalam rantai pasok energi. Meskipun detail kasus pokok masih terus didalami, penekanannya pada efisiensi operasional menunjukkan kompleksitas dan keterkaitan antara aspek hukum, ekonomi, dan logistik dalam sektor energi.

Peran Strategis Terminal Merak

Edward menegaskan bahwa terminal milik PT OTM di Merak memiliki posisi strategis yang tak tergantikan. Terletak di ujung barat Pulau Jawa dan dekat dengan jalur pelayaran internasional, fasilitas ini menjadi gerbang utama bagi pasokan energi dari luar negeri. Kemampuannya untuk menerima kapal tanker berukuran besar memungkinkan proses bongkar muat yang lebih efisien dan meminimalkan biaya transportasi per unit volume.

Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa dengan adanya terminal ini, perusahaan dapat mengelola persediaan BBM dengan lebih baik, mengurangi risiko kelangkaan, dan memastikan ketersediaan pasokan yang stabil. Ini adalah faktor krusial bagi ketahanan energi nasional, terutama mengingat Indonesia masih bergantung pada impor untuk memenuhi sebagian kebutuhan BBM-nya.

“Terminal milik PT OTM menjadi fasilitas penting karena dapat menekan biaya impor BBM sekaligus mempermudah distribusi ke daerah,” tegas Edward dalam kesaksiannya.

Dampak Terhadap Efisiensi dan Distribusi

Aspek efisiensi yang ditekankan Edward tidak hanya berhenti pada penurunan biaya impor. Menurutnya, terminal Merak juga memegang peran sentral dalam kelancaran distribusi BBM ke berbagai daerah. Dari Merak, BBM dapat didistribusikan melalui jalur darat, laut, atau bahkan pipa ke depot-depot penampungan lain di Jawa maupun Sumatera, dengan waktu tempuh dan biaya yang lebih optimal.

Proses distribusi yang efisien ini secara langsung mendukung stabilitas pasokan di tingkat regional, mencegah disparitas harga yang terlalu jauh, dan memastikan bahwa kebutuhan energi masyarakat terpenuhi tanpa hambatan berarti. Kesaksian ini menggarisbawahi pentingnya investasi dalam infrastruktur logistik energi yang modern dan berkapasitas tinggi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Kesaksian Edward dalam persidangan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai dinamika industri minyak dan gas di Indonesia, khususnya terkait dengan operasional dan peran fasilitas pendukung. Implikasi dari efisiensi yang diungkapkannya mungkin akan menjadi pertimbangan penting bagi kebijakan energi nasional ke depan, di tengah upaya pemerintah untuk terus menekan biaya logistik dan memastikan ketersediaan energi yang merata.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda