BNN Bekuk Buron Interpol Jaringan Narkoba Fredy Pratama, Berawal dari Bea Cukai Soetta
Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil membekuk Dewi Astutik, seorang buronan interpol yang merupakan bagian krusial dari jaringan gembong narkoba internasional Fredy Pratama. Penangkapan ini merupakan buah kolaborasi strategis yang bermula dari pengungkapan awal oleh Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean (KPUBC TMP) C Soekarno Hatta (Soetta) pada pekan lalu, menandai langkah signifikan dalam upaya pemberantasan narkotika di Indonesia.
Dewi Astutik telah lama menjadi target utama penegak hukum, baik di dalam maupun luar negeri, mengingat perannya yang vital dalam memfasilitasi operasional sindikat narkoba pimpinan Fredy Pratama. Identifikasi awal oleh Bea Cukai Soetta menjadi titik terang yang membuka jalan bagi BNN untuk melancarkan operasi penangkapan presisi yang akhirnya membuahkan hasil.
Deteksi Canggih Bea Cukai Soekarno Hatta
Pengungkapan oleh Bea Cukai Soetta menjadi kunci pembuka kasus ini. Sumber internal yang enggan disebut namanya mengungkapkan, aparat Bea Cukai berhasil mengidentifikasi sebuah kiriman mencurigakan yang diduga kuat berisi narkotika jenis metamfetamin dalam jumlah signifikan, bersembunyi di antara barang-barang impor yang melalui bandara internasional tersebut. Deteksi dini ini, berkat sistem pengawasan canggih dan kejelian petugas di lapangan, segera ditindaklanjuti dengan koordinasi intensif bersama BNN.
Kami memiliki prosedur dan teknologi yang ketat untuk menyaring setiap barang yang masuk ke Indonesia. Kecurigaan terhadap paket tersebut langsung ditindaklanjuti, dan setelah verifikasi awal, kami segera berkoordinasi dengan BNN untuk pengembangan lebih lanjut, ujar seorang pejabat Bea Cukai Soetta yang terlibat dalam operasi tersebut. Informasi yang akurat dan respons cepat dari Bea Cukai memungkinkan BNN untuk segera menyusun strategi penangkapan terhadap Dewi Astutik dan melacak jejak jaringan Fredy Pratama.
Jejak Buronan dan Operasi Senyap BNN
Dewi Astutik dikenal sebagai salah satu ‘otak’ di balik operasional logistik dan keuangan jaringan Fredy Pratama di Indonesia. Perannya sangat krusial dalam memfasilitasi peredaran narkoba skala besar, termasuk impor dan distribusi ke berbagai wilayah. Statusnya sebagai buronan Interpol menunjukkan betapa seriusnya kejahatan yang dilakukannya, dengan catatan kejahatan lintas negara yang melibatkan sindikat-sindikat internasional. Fredy Pratama sendiri adalah gembong narkoba kelas kakap yang telah lama menjadi target utama penegak hukum, baik di Indonesia maupun di kancah internasional. Jaringannya terorganisir rapi dan memiliki koneksi yang luas, menyebarkan zat adiktif ke seluruh pelosok negeri.
Setelah menerima informasi krusial dari Bea Cukai, tim khusus dari BNN bergerak cepat melakukan pengintaian dan pengembangan penyelidikan. Operasi senyap yang berlangsung selama beberapa hari akhirnya membuahkan hasil gemilang. Dewi Astutik berhasil diringkus di sebuah lokasi persembunyian di kawasan Jakarta Selatan pada 03 December 2025 dini hari, tanpa perlawanan berarti. Dari lokasi penangkapan, petugas juga menyita sejumlah barang bukti yang mendukung penyelidikan lebih lanjut, termasuk dokumen-dokumen transaksi mencurigakan, alat komunikasi, dan barang bukti lain yang mengindikasikan keterlibatannya dalam sindikat narkoba.
Kolaborasi Lintas Lembaga dan Komitmen Berantas Narkoba
Penangkapan Dewi Astutik ini adalah bukti nyata efektivitas sinergi antarlembaga penegak hukum. Dalam konferensi pers yang diadakan pada 03 December 2025, seorang pejabat tinggi BNN menegaskan kembali komitmen lembaga tersebut dalam memberantas peredaran narkoba hingga ke akar-akarnya.
“Penangkapan Dewi Astutik adalah bukti nyata efektivitas sinergi antarlembaga penegak hukum. Kolaborasi antara BNN dan Bea Cukai Soekarno Hatta telah membuahkan hasil yang signifikan dalam upaya kita melumpuhkan jaringan narkoba Fredy Pratama. Kami tidak akan berhenti sampai akar-akarnya tercabut, dan setiap individu yang terlibat akan dimintai pertanggungjawaban sesuai hukum yang berlaku,” ujar pejabat tersebut.
Keberhasilan ini diharapkan dapat memangkas salah satu jalur distribusi vital bagi jaringan Fredy Pratama dan memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan serupa. Penyelidikan lebih lanjut saat ini sedang berlangsung untuk mengungkap anggota jaringan lainnya serta aset-aset yang terkait dengan kejahatan narkotika ini, menunjukkan bahwa perang terhadap narkoba masih jauh dari selesai.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda
