July 12, 2025

Delik Kalbar

Satu Portal, Banyak Cerita

BMKG-BNPB Gelar Operasi Modifikasi Cuaca Tekan Risiko Bencana di Jabodetabek

JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meluncurkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) selama 24 jam nonstop di wilayah Jabodetabek. Langkah ini diambil untuk menekan risiko bencana hidrometeorologi, khususnya banjir dan genangan, yang kerap melanda ibu kota dan sekitarnya saat musim hujan ekstrem.

Operasi ini merupakan respons proaktif pemerintah dalam mengantisipasi potensi curah hujan tinggi yang dapat memicu dampak serius bagi masyarakat. Koordinasi antarlembaga menjadi kunci utama dalam pelaksanaan strategi mitigasi bencana ini.

Strategi dan Lokasi Operasi

Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menjelaskan bahwa OMC kali ini dilaksanakan secara intensif selama 24 jam tanpa henti. Operasi yang dimulai pada 7 Juli 2025 ini berpusat di Pos Komando Operasi yang bertempat di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, sebuah lokasi strategis untuk memantau dan mengarahkan pergerakan pesawat yang terlibat dalam penyemaian awan.

Menurut Seto, metode utama yang digunakan adalah penyemaian awan (cloud seeding) dengan menyebarkan garam (NaCl) ke dalam awan potensial hujan. Tujuannya adalah untuk mempercepat proses kondensasi dan presipitasi, sehingga hujan dapat diturunkan di area yang lebih aman atau intensitasnya dikurangi di area rawan banjir seperti pusat kota atau permukiman padat penduduk.

“Ini adalah upaya preventif dan mitigasi yang kami lakukan untuk meminimalkan dampak bencana hidrometeorologi. Dengan memodifikasi cuaca, kami berharap dapat menggeser atau mengurangi intensitas curah hujan di wilayah padat penduduk, sehingga risiko banjir dan genangan dapat ditekan secara signifikan,” ujar Tri Handoko Seto.

Operasi ini melibatkan kolaborasi erat antara BMKG sebagai penyedia data cuaca dan eksekutor teknis, BNPB sebagai koordinator penanggulangan bencana, serta TNI Angkatan Udara (TNI AU) yang menyediakan armada pesawat Casa 212 dan C-295 untuk misi penyemaian. Selain itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) turut memberikan dukungan dalam aspek teknologi dan pengembangan metode modifikasi cuaca yang lebih efektif.

Antisipasi Bencana Hidrometeorologi dan Langkah Lanjutan

Jabodetabek, dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan topografi yang rentan, seringkali menjadi langganan banjir dan genangan air saat musim hujan ekstrem. Berdasarkan analisis data iklim dan prakiraan cuaca jangka pendek, BMKG mengidentifikasi bahwa periode 11 July 2025 hingga beberapa hari ke depan memiliki potensi peningkatan curah hujan di beberapa titik. Oleh karena itu, OMC ini diharapkan dapat menjadi tameng awal untuk mengantisipasi potensi bencana yang lebih besar.

Pelaksanaan operasi modifikasi cuaca ini bukan kali pertama dilakukan. BMKG dan BNPB telah sering menerapkan strategi serupa dalam menghadapi ancaman banjir, kebakaran hutan dan lahan, maupun kekeringan di berbagai wilayah Indonesia. Keberhasilan operasi sebelumnya menjadi dasar keyakinan dalam melanjutkan upaya ini sebagai salah satu instrumen penting dalam manajemen risiko bencana nasional.

Selain operasi jangka pendek ini, pemerintah melalui BMKG dan BNPB terus berupaya mengembangkan sistem peringatan dini yang lebih akurat dan meningkatkan kapasitas respons bencana. Edukasi kepada masyarakat mengenai kesiapsiagaan bencana juga terus digalakkan sebagai bagian integral dari strategi mitigasi nasional. Operasi modifikasi cuaca ini akan terus dievaluasi efektivitasnya secara berkala. Data dari radar cuaca, satelit, dan stasiun pengamatan permukaan akan menjadi acuan utama dalam menentukan keberhasilan operasi serta merumuskan langkah-langkah selanjutnya untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan warga Jabodetabek dari ancaman bencana hidrometeorologi.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.