BRIN: Air Hujan Jakarta Tercemar Mikroplastik, Ancaman Lingkungan Urban

JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan penjelasan komprehensif terkait temuan mikroplastik dalam air hujan di wilayah Jakarta. Temuan ini menyoroti bagaimana air hujan, meskipun awalnya bersih, dapat dengan cepat terkontaminasi setelah bersentuhan dengan lingkungan perkotaan yang kaya akan partikel plastik mikroskopis.
Penjelasan BRIN menggarisbawahi bahwa kontaminasi mikroplastik pada air hujan di Jakarta bukanlah berasal langsung dari tetesan air hujan itu sendiri saat jatuh dari atmosfer. Sebaliknya, proses pencemaran terjadi ketika air hujan yang turun bersentuhan dan bercampur dengan permukaan jalanan, atap bangunan, dan infrastruktur perkotaan lainnya yang, berdasarkan hasil penelitian, telah terakumulasi dengan partikel mikroplastik.
Menurut peneliti BRIN, permukaan-permukaan ini bertindak sebagai “penyimpan” mikroplastik yang berasal dari berbagai sumber, seperti degradasi sampah plastik, keausan ban kendaraan, serat sintetis dari pakaian, hingga partikel dari konstruksi bangunan. Ketika air hujan mengalir di atas permukaan tersebut, ia akan melarutkan dan membawa serta partikel-partikel mikroplastik ini, mengubah komposisi air hujan yang sebelumnya bersih menjadi tercemar.
Melacak Sumber dan Dampak Mikroplastik Urban
Mikroplastik didefinisikan sebagai fragmen plastik dengan ukuran kurang dari 5 milimeter. Keberadaannya kini menjadi perhatian global mengingat potensi dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Di lingkungan perkotaan padat seperti Jakarta, sumber mikroplastik sangat beragam dan sulit dikendalikan.
Penelitian menunjukkan bahwa sumber utama mikroplastik di perkotaan meliputi sampah plastik yang terurai, partikel dari keausan ban kendaraan di jalan raya, serat mikro dari pakaian sintetis yang terlepas saat dicuci, serta berbagai produk konsumen lainnya. Partikel-partikel ini kemudian terbawa angin, mengendap di permukaan, dan siap terbawa oleh aliran air hujan.
Dampak jangka panjang dari paparan mikroplastik pada manusia dan ekosistem masih terus diteliti. Namun, kekhawatiran muncul terkait potensinya untuk masuk ke rantai makanan, menyebabkan gangguan pada organisme akuatik, dan bahkan berpotensi membawa zat kimia berbahaya yang menempel pada permukaannya. Temuan BRIN ini semakin menegaskan bahwa sirkulasi mikroplastik di lingkungan perkotaan Jakarta telah mencapai tingkat yang memerlukan perhatian serius.
“Temuan ini menegaskan bahwa lingkungan perkotaan kita adalah reservoir mikroplastik yang signifikan. Air hujan menjadi vektor yang mendistribusikannya, menekankan urgensi pengelolaan limbah yang lebih baik dan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai,” ujar Dr. Ratna Sari, Peneliti Pusat Riset Lingkungan BRIN, dalam sebuah pernyataan pada 24 October 2025.
Mendesak: Mitigasi dan Kebijakan Berkelanjutan
Kontaminasi mikroplastik pada air hujan memiliki implikasi serius terhadap kualitas air secara keseluruhan di Jakarta. Air hujan yang terkontaminasi ini pada akhirnya akan mengalir ke sistem drainase, sungai, dan berujung di laut, membawa serta polutan-polutan tersebut ke ekosistem yang lebih luas.
BRIN menekankan pentingnya langkah-langkah mitigasi yang komprehensif. Hal ini tidak hanya mencakup pengelolaan sampah yang lebih efektif di perkotaan, tetapi juga peningkatan kesadaran masyarakat akan dampak penggunaan plastik sekali pakai. Inovasi dalam material yang lebih ramah lingkungan serta pengembangan teknologi filtrasi air yang mampu menyaring mikroplastik juga menjadi krusial.
Pemerintah kota dan pembuat kebijakan didorong untuk mempertimbangkan temuan ini dalam perumusan kebijakan lingkungan, termasuk regulasi tentang penggunaan plastik, infrastruktur pengelolaan limbah yang lebih baik, serta program edukasi publik yang berkelanjutan. Penelitian lebih lanjut oleh BRIN dan institusi lainnya diharapkan dapat memberikan data yang lebih rinci untuk mengembangkan solusi yang paling efektif dalam mengatasi ancaman mikroplastik ini.
Dengan demikian, temuan BRIN ini bukan hanya sekadar informasi, melainkan sebuah peringatan serius bagi seluruh pemangku kepentingan untuk bertindak nyata demi menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat Jakarta dari ancaman mikroplastik yang semakin nyata.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda