Fokus Evakuasi Sidoarjo: “Golden Time” Krusial Selamatkan Korban Runtuhan

SIDOARJO – Upaya penyelamatan korban yang terperangkap di bawah reruntuhan bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo terus dilakukan tanpa henti. Tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, dan relawan berpacu dengan waktu, dengan fokus utama memanfaatkan periode krusial yang dikenal sebagai “golden time” untuk menemukan dan mengevakuasi korban yang masih hidup. Insiden runtuhnya bangunan ini telah memicu respons darurat skala besar, menyoroti pentingnya kecepatan dan efisiensi dalam setiap tahapan evakuasi.
Pada 02 October 2025, fokus utama masih tertuju pada titik-titik yang diyakini memiliki potensi keberadaan korban. Petugas penyelamat bekerja di bawah tekanan tinggi, menghadapi kondisi lapangan yang menantang seperti struktur yang tidak stabil, debu tebal, dan keterbatasan ruang gerak. Setiap celah dan reruntuhan diperiksa dengan cermat, dengan harapan menemukan kantong-kantong udara tempat korban bisa bertahan hidup.
Memahami “Golden Time” dalam Evakuasi Bencana
“Golden time” adalah periode waktu paling kritis setelah terjadinya bencana, khususnya runtuhan bangunan, di mana kemungkinan korban untuk ditemukan hidup masih sangat tinggi. Secara umum, periode ini seringkali merujuk pada 24 hingga 72 jam pertama pasca-kejadian. Dalam rentang waktu ini, korban yang terjebak masih memiliki peluang besar untuk bertahan hidup, asalkan mereka tidak mengalami cedera fatal, memiliki akses terhadap udara yang cukup, dan terhindar dari dehidrasi atau hipotermia parah.
Setelah periode emas ini berakhir, angka harapan hidup bagi korban yang terjebak di bawah reruntuhan cenderung menurun drastis. Faktor-faktor seperti luka yang memburuk, kekurangan oksigen, kelelahan, dan terutama dehidrasi menjadi ancaman serius. Oleh karena itu, setiap detik sangat berharga dalam operasi pencarian dan penyelamatan. Tim SAR menggunakan berbagai metode, mulai dari pencarian visual, pendengaran menggunakan alat detektor suara, hingga pengerahan anjing pelacak (K-9 unit) untuk mendeteksi tanda-tanda kehidupan.
Tantangan dan Strategi Penyelamatan di Lapangan
Operasi penyelamatan di lokasi runtuhan bangunan seperti di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo selalu diwarnai oleh berbagai tantangan. Selain risiko reruntuhan sekunder yang mengancam keselamatan petugas, area puing yang luas dan tidak stabil memerlukan pendekatan yang sangat hati-hati. Tim penyelamat harus memastikan bahwa setiap langkah yang diambil tidak memperburuk situasi atau membahayakan korban maupun sesama petugas.
Strategi penyelamatan melibatkan pembagian sektor pencarian, penggunaan alat berat untuk menyingkirkan puing secara bertahap, serta alat-alat khusus seperti kamera endoskopi untuk menembus celah-celah sempit. Koordinasi antara berbagai unsur tim adalah kunci keberhasilan. Tim medis juga siaga penuh di lokasi, siap memberikan pertolongan pertama segera setelah korban ditemukan dan dievakuasi.
“Setiap detik sangat berharga dalam situasi seperti ini. Fokus kami adalah menemukan dan mengevakuasi korban secepat mungkin sebelum kondisi mereka memburuk akibat cedera, dehidrasi, atau hipotermia. Kami berpacu dengan waktu dan tidak akan menyerah selama ada harapan,” ujar [Nama Pejabat Basarnas/Pihak Berwenang Lain, jika ada], menekankan urgensi dari operasi yang sedang berlangsung.
Masyarakat diimbau untuk tidak mendekat ke lokasi kejadian demi keamanan dan kelancaran operasi. Informasi terkini akan terus disampaikan oleh pihak berwenang melalui kanal-kanal resmi. Solidaritas dan dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk menyukseskan upaya penyelamatan ini.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda