Jejak Pilu Eks Manchester United: Didepak Dua Kali, Karier Terancam

Kisah pahit kembali menimpa seorang mantan pemain Manchester United. Leo Dubois, gelandang yang sempat digadang-gadang sebagai talenta menjanjikan di Old Trafford, kini menghadapi kenyataan pahit dalam karier sepak bolanya. Sejak dilepas oleh Setan Merah pada tahun 2022, Dubois telah didepak oleh dua klub berbeda dalam kurun waktu kurang dari dua tahun, menyisakan tanda tanya besar atas masa depannya di dunia profesional.
Jejak Awal Keterpurukan Pasca-Old Trafford
Pada tahun 2022, harapan tinggi mengiringi kepergian Leo Dubois dari Manchester United. Gelandang berusia 25 tahun itu dilepas oleh raksasa Premier League tersebut setelah serangkaian cedera dan kesulitan beradaptasi dengan tuntutan level tertinggi sepak bola Inggris. Dubois, yang bergabung dengan akademi United di usia muda dan sempat menembus skuad U-23, hanya mencatatkan beberapa penampilan di tim utama sebelum akhirnya diputuskan untuk mencari klub baru. Keputusan tersebut, meski berat, dianggap sebagai langkah awal untuk menghidupkan kembali kariernya yang sempat mandek di bangku cadangan.
Setelah periode yang kurang memuaskan di Old Trafford, Dubois mencoba peruntungan di Eredivisie Belanda. Ia berlabuh ke FC Utrecht dengan status bebas transfer, berharap mendapatkan menit bermain reguler dan kembali menemukan performa terbaiknya. Lingkungan baru di liga yang kurang intensif secara fisik dibandingkan Premier League diharapkan menjadi tempat ideal baginya untuk bangkit.
Dua Kali Didepak: Harapan yang Pupus di Negeri Tetangga
Kedatangan Dubois ke FC Utrecht pada musim panas 2022 awalnya disambut antusias. Ia menunjukkan sekilas kemampuannya dengan visi permainan dan umpan akurat dalam beberapa laga perdana. Namun, serangkaian cedera otot kambuhan dan inkonsistensi performa membuatnya sulit menemukan ritme terbaik. Manajer Utrecht, Arno van der Veer, kerap memberikan kesempatan, tetapi Dubois gagal memanfaatkannya secara optimal untuk menjadi starter reguler. Menjelang akhir musim 2022/2023, dengan hanya 15 penampilan liga dan tanpa kontribusi gol signifikan, manajemen Utrecht memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya, yang sejatinya baru berjalan satu tahun.
Tidak menyerah, Dubois kemudian mencari peruntungan di liga tetangga, Belgia, bergabung dengan Standard Liège pada jendela transfer musim panas 2023. Lagi-lagi, ekspektasi dibebankan kepadanya sebagai pemain dengan label ‘alumni Manchester United’. Sayangnya, sejarah terulang. Dubois kembali kesulitan menembus tim inti secara reguler. Persaingan ketat di lini tengah, ditambah dengan beberapa cedera minor dan penurunan kepercayaan diri, membuat kontribusinya minim. Hanya dalam setengah musim, Standard Liège memutuskan untuk mengakhiri kerja sama lebih cepat.
Kami telah memberikan kesempatan, dan Leo adalah pemain dengan kualitas tertentu yang tidak diragukan. Namun, sepak bola adalah bisnis hasil dan keberlanjutan. Kami membutuhkan pemain yang bisa memberikan dampak instan dan konsisten. Sayangnya, untuk Leo, itu tidak terjadi selama waktunya di sini. Kami berharap yang terbaik untuknya di masa depan.
— Dirk Vandenberg, Manajer Standard Liège.
Dua kali didepak dalam kurun waktu kurang dari dua tahun adalah pukulan telak bagi karier seorang pesepak bola profesional, terutama di usia Leo Dubois yang masih relatif muda, yakni 25 tahun. Situasi ini menyoroti betapa sulitnya bagi pemain yang tidak berhasil di klub besar untuk kembali menemukan pijakan dan konsistensi di level yang lebih rendah. Tekanan untuk membuktikan diri, ditambah dengan masalah fisik dan mental, seringkali menjadi penghalang yang tak mudah diatasi.
Masa depan Leo Dubois kini berada di persimpangan jalan. Dengan status tanpa klub per 02 July 2025, spekulasi mengenai kelanjutan kariernya bermunculan. Apakah ia akan mencoba peruntungan di liga yang kurang kompetitif, ataukah ini menjadi awal dari akhir bagi seorang pemain yang dulunya diharapkan akan bersinar terang di panggung Eropa? Kisah Dubois menjadi pengingat pahit bahwa label ‘alumni klub besar’ tidak selalu menjamin kesuksesan, dan terkadang, justru menjadi beban yang terlalu berat untuk dipikul.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda