Jembatan Kritis di Padang Hanyut Diterjang Banjir Bandang, Akses Ribuan Warga Terputus
PADANG – Banjir bandang dahsyat kembali menerjang Kota Padang, Sumatera Barat, pada Kamis pagi, mengakibatkan putusnya jembatan vital di kawasan Gunung Nago, Kelurahan Lambung Bukit, Kecamatan Pauh. Insiden ini, yang terjadi akibat curah hujan ekstrem, secara efektif memutus akses ribuan warga dan menimbulkan kerugian signifikan bagi infrastruktur kota. Peristiwa ini menambah panjang daftar bencana hidrometeorologi yang kerap melanda wilayah tersebut.
Kronologi dan Dampak Akses Terputus
Bencana bermula sejak dini hari Kamis, ketika hujan lebat mengguyur sebagian besar wilayah Padang tanpa henti. Intensitas hujan yang tinggi menyebabkan debit air sungai Batang Arau, yang melintasi kawasan Gunung Nago, meningkat drastis hingga meluap. Sekitar pukul 07.00 WIB, arus deras dan material yang terbawa banjir seperti kayu dan sampah besar, menghantam fondasi jembatan penghubung tersebut hingga ambruk dan hanyut terbawa arus.
Jembatan yang ambruk ini merupakan urat nadi transportasi bagi warga Lambung Bukit dan sekitarnya, menghubungkan mereka langsung dengan pusat kota serta fasilitas publik seperti sekolah, pasar, dan pelayanan kesehatan. Akibat putusnya jembatan, warga kini terpaksa memutar melalui jalur alternatif yang lebih jauh dan tidak memadai, menambah waktu tempuh dan biaya perjalanan mereka. Beberapa warga yang bergantung pada jembatan tersebut untuk aktivitas sehari-hari, seperti pedagang dan pekerja, kini menghadapi kesulitan serius.
“Jembatan itu adalah satu-satunya akses utama kami ke kota. Sekarang kami harus memutar sangat jauh, menghabiskan waktu dan uang lebih banyak. Kami sangat khawatir, apalagi jika ada keadaan darurat medis. Jembatan ini adalah nadi kehidupan kami,” ujar Ibu Ani, salah seorang warga Lambung Bukit, dengan nada cemas kepada awak media pada 27 November 2025.
Tidak hanya itu, luapan air banjir juga merendam puluhan rumah warga di beberapa titik, menyebabkan kerusakan pada perabotan dan properti. Tim Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang segera bergerak ke lokasi untuk melakukan evakuasi awal dan pendataan kerugian. Hingga berita ini diturunkan, tidak ada laporan korban jiwa, namun kerugian material diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
Respons Pemerintah dan Mitigasi Bencana Jangka Panjang
Pemerintah Kota Padang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan dinas terkait, langsung merespons insiden ini dengan mengerahkan tim ke lokasi. Kepala BPBD Kota Padang, Bapak Hendra Suryadi (nama fiktif), menyatakan bahwa prioritas utama saat ini adalah memastikan keselamatan warga, mendata kerugian, dan segera mencari solusi akses sementara.
“Kami telah menerjunkan tim untuk melakukan asesmen cepat terhadap kerusakan dan dampak yang ditimbulkan. Kami juga sedang berkoordinasi dengan dinas pekerjaan umum untuk mencari opsi pembangunan jembatan darurat atau jembatan bailey agar akses warga segera pulih. Kami juga menghimbau masyarakat untuk tetap waspada mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi,” jelas Hendra dalam konferensi pers pada 27 November 2025.
Insiden ini kembali menyoroti kerentanan infrastruktur di Padang terhadap bencana banjir. Secara geografis, Kota Padang memang dikelilingi perbukitan dan dilintasi banyak sungai, membuatnya sangat rentan terhadap banjir bandang, terutama saat musim hujan dengan intensitas tinggi. Para ahli mitigasi bencana telah berulang kali menyarankan perlunya peningkatan kualitas infrastruktur, sistem peringatan dini, serta program reboisasi di hulu sungai untuk mengurangi risiko.
Pemerintah daerah diharapkan tidak hanya fokus pada penanganan pasca-bencana, tetapi juga pada upaya mitigasi jangka panjang yang lebih komprehensif. Ini termasuk revitalisasi saluran air, normalisasi sungai, pembangunan tanggul penahan banjir, serta edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan yang dapat memperparah sumbatan drainase.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda
