JK Desak Penguatan Dialog Lintas Agama di KTT Perdamaian Global Roma
Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla (JK), dijadwalkan menghadiri dan menyuarakan pentingnya dialog lintas iman dalam gelaran World Peace Forum (WPF) yang berlangsung di Roma, Italia. Kehadiran JK ini menegaskan komitmen Indonesia terhadap upaya perdamaian global melalui pendekatan budaya dan agama. Acara pembukaan forum prestisius ini akan diselenggarakan pada Minggu, pukul 17.00 waktu setempat, bertempat di Santa Cecilia Hall, Auditorium Parco della Musica, Roma.
Sebagai sosok yang dikenal luas atas perannya dalam resolusi konflik di Indonesia, seperti di Aceh dan Poso, Jusuf Kalla membawa pengalaman berharga ke panggung internasional. Dalam kesempatan ini, JK diperkirakan akan menekankan bahwa kerukunan antarumat beragama adalah fondasi esensial bagi stabilitas dan perdamaian, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga global. Pesan ini sangat relevan mengingat meningkatnya ketegangan geopolitik dan konflik yang kerap disalahpahami sebagai konflik berbasis agama.
Jusuf Kalla: Duta Perdamaian Indonesia di Panggung Dunia
Kehadiran Jusuf Kalla di forum perdamaian dunia ini bukan tanpa alasan. Ia dikenal sebagai negosiator ulung dan tokoh yang gigih dalam mempromosikan perdamaian serta dialog. World Peace Forum sendiri merupakan ajang pertemuan para pemimpin negara, tokoh agama, akademisi, dan aktivis perdamaian dari seluruh penjuru dunia untuk membahas tantangan dan solusi terhadap konflik global. Kota Roma, dengan sejarah panjangnya sebagai pusat peradaban dan spiritual, menjadi latar yang simbolis untuk diskusi semacam ini.
Forum ini, yang sering kali diorganisir oleh komunitas Sant’Egidio bersama institusi internasional lainnya, bertujuan untuk menciptakan platform dialog yang inklusif dan mendorong inisiatif perdamaian yang berkelanjutan. Partisipasi JK diharapkan dapat menyoroti model pluralisme Indonesia, di mana berbagai agama dan kepercayaan hidup berdampingan secara harmonis, sebagai contoh nyata bagi negara-negara lain yang menghadapi tantangan serupa dalam menjaga kohesi sosial.
Sumber terpercaya menyebutkan bahwa fokus utama JK dalam pidatonya nanti adalah menggarisbawahi urgensi pembentukan jembatan pemahaman di antara kelompok-kelompok yang berbeda. “Dunia membutuhkan lebih dari sekadar gencatan senjata; dunia membutuhkan pemahaman yang mendalam antarmanusia, dan itu dimulai dari dialog lintas iman,” ujar seorang juru bicara delegasi Indonesia secara anonim menjelang acara.
Urgensi Dialog Lintas Iman dalam Menghadapi Tantangan Global
Dalam konteks global saat ini, di mana polarisasi dan ekstremisme menjadi ancaman serius, pesan tentang dialog lintas iman menjadi semakin krusial. Jusuf Kalla, dengan rekam jejaknya, diyakini akan menyerukan agar semua pihak, khususnya para pemimpin agama dan politik, mengambil peran aktif dalam mempromosikan toleransi dan saling menghargai. Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia yang menjunjung tinggi Pancasila sebagai ideologi bernegara, menawarkan perspektif unik tentang bagaimana keberagaman bisa menjadi kekuatan, bukan sumber perpecahan.
“Perdamaian sejati tidak dapat dicapai tanpa pengakuan dan penghormatan terhadap keberagaman keyakinan. Kehadiran Bapak Jusuf Kalla di forum ini mengirimkan pesan kuat bahwa Indonesia siap berkontribusi aktif dalam merajut kembali benang-benang persatuan global melalui diplomasi agama dan budaya,” kata seorang pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. Budi Santoso, pada 26 October 2025.
Delegasi Indonesia berharap bahwa partisipasi Jusuf Kalla tidak hanya akan mengangkat profil Indonesia di kancah internasional sebagai negara moderat dan penganjur perdamaian, tetapi juga menginspirasi inisiatif serupa di berbagai belahan dunia. Diskusi di World Peace Forum diharapkan menghasilkan rekomendasi konkret yang dapat diimplementasikan untuk memperkuat kohesi sosial dan meredakan ketegangan yang disebabkan oleh perbedaan agama dan keyakinan.
Setelah acara pembukaan, Jusuf Kalla dijadwalkan untuk mengikuti serangkaian sesi pleno dan pertemuan bilateral dengan para pemimpin dan tokoh penting lainnya, untuk membahas strategi kolaboratif dalam membangun dunia yang lebih damai dan harmonis. Agenda padat ini mencerminkan seriusnya komitmen Indonesia dalam mengedepankan nilai-nilai toleransi dan persatuan di tengah kompleksitas tantangan global.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda
