KLHK Libatkan 53 Komunitas dalam Misi Pemulihan DAS Ciliwung
JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) secara proaktif meluncurkan program pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung melalui pembentukan 53 komunitas masyarakat. Inisiatif strategis ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi ekologis dan kualitas lingkungan salah satu sungai vital di Pulau Jawa tersebut, dengan melibatkan langsung partisipasi masyarakat dari hulu hingga hilir, mulai dari Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, hingga Sawah Besar, DKI Jakarta.
Langkah ini diambil mengingat kondisi DAS Ciliwung yang terus menghadapi tekanan berat akibat urbanisasi, pencemaran limbah domestik, serta deforestasi di wilayah hulu. Pembentukan puluhan komunitas ini menjadi pilar utama dalam strategi jangka panjang pemerintah untuk memastikan keberlanjutan ekosistem Ciliwung, yang tidak hanya berfungsi sebagai sumber air, tetapi juga penopang kehidupan ribuan warga dan pencegah bencana alam seperti banjir di wilayah Jabodetabek.
Pendekatan Berbasis Komunitas: Kunci Keberlanjutan
Direktur Jenderal Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) KLHK, Dr. Ir. Hadi Susanto, M.Sc., pada 28 October 2025 menyatakan bahwa pendekatan berbasis komunitas adalah kunci keberhasilan program pemulihan DAS yang komprehensif. “Tanpa partisipasi aktif masyarakat lokal, upaya pemerintah akan sangat terbatas dan kurang berkelanjutan. Kami melihat komunitas sebagai garda terdepan dalam menjaga kebersihan, melakukan rehabilitasi lahan, dan mengedukasi warga sekitar mengenai pentingnya menjaga sungai sebagai sumber kehidupan,” ujar Hadi.
Ke-53 komunitas ini akan diberikan pelatihan dan pendampingan mengenai praktik pengelolaan lingkungan yang baik, termasuk penanaman pohon di sepanjang bantaran sungai, pengelolaan sampah organik dan anorganik berbasis komunal, serta pemantauan kualitas air secara berkala. Mereka diharapkan menjadi agen perubahan yang mampu menginspirasi lebih banyak warga untuk peduli terhadap lingkungan Ciliwung dan menjadi katalisator bagi gerakan sadar lingkungan yang lebih luas.
“Sungai Ciliwung adalah urat nadi kehidupan bagi jutaan penduduk di Jabodetabek. Kerusakannya bukan hanya masalah lingkungan semata, tetapi juga ancaman serius terhadap kesehatan publik, ekonomi, dan ketahanan terhadap bencana alam. Dengan memberdayakan 53 komunitas ini, kami tidak hanya menanam pohon atau membersihkan sampah, tetapi juga menanamkan kesadaran kolektif bahwa masa depan Ciliwung ada di tangan kita bersama.”
— Siti Nurbaya Bakar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Tantangan dan Harapan untuk Ciliwung Masa Depan
Meski inisiatif ini disambut baik oleh berbagai pihak, tantangan yang dihadapi dalam pemulihan DAS Ciliwung masih sangat besar dan kompleks. Tingginya kepadatan penduduk di sepanjang bantaran sungai, kurangnya infrastruktur pengelolaan limbah yang memadai, serta perubahan perilaku masyarakat yang sulit diubah masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu diatasi secara berkelanjutan. KLHK berharap, melalui sinergi erat dengan pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah (LSM), lembaga riset, dan sektor swasta, dampak positif dari pembentukan komunitas ini dapat dipercepat dan diperluas.
Program ini merupakan bagian integral dari Rencana Aksi Nasional (RAN) Pemulihan DAS Ciliwung yang telah dicanangkan pemerintah sebagai respons terhadap isu lingkungan yang mendesak. Dengan melibatkan langsung masyarakat di setiap segmen DAS, mulai dari kawasan konservasi di hulu hingga permukiman padat di hilir, diharapkan tercipta ekosistem Ciliwung yang lebih sehat, lestari, dan mampu memberikan manfaat optimal bagi kehidupan masyarakat secara berkelanjutan. Upaya ini bukan sekadar proyek sesaat, melainkan investasi jangka panjang untuk masa depan lingkungan dan kesejahteraan kolektif bangsa.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda
