July 31, 2025

Delik Kalbar

Satu Portal, Banyak Cerita

Menteri Kemenimipas Ajak Makan Siang Warga Binaan, Perkuat Pemasyarakatan Humanis

Jakarta, 30 July 2025 – Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas), Agus Suhardi, menunjukkan komitmennya dalam memperkuat pendekatan humanis di lembaga pemasyarakatan melalui kegiatan makan siang bersama warga binaan. Acara yang berlangsung di salah satu Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Jakarta ini bukan sekadar ajang silaturahmi, melainkan bagian dari upaya progresif Kemenimipas dalam mereformasi sistem pembinaan narapidana menjadi lebih berpihak pada hak asasi manusia.

Dalam suasana yang akrab dan penuh kehangatan, Menteri Agus tak segan menyantap hidangan sederhana bersama puluhan warga binaan. Berbagai topik diskusi santai mewarnai momen tersebut, mulai dari kondisi fasilitas Lapas, program pembinaan yang berjalan, hingga aspirasi serta keluh kesah yang dirasakan langsung oleh para warga binaan. Inisiatif ini digadang sebagai langkah konkret pemerintah untuk mendekatkan diri dengan realitas kehidupan di balik jeruji, sekaligus mendengar masukan langsung dari mereka yang menjalani masa pidana.

Membangun Fondasi Pemasyarakatan Berbasis Hak Asasi Manusia

Kemenimipas di bawah kepemimpinan Menteri Agus Suhardi secara progresif menggeser paradigma pemasyarakatan dari sekadar retribusi menjadi rehabilitasi dan reintegrasi. Kegiatan makan siang bersama ini adalah refleksi dari visi tersebut, menekankan bahwa warga binaan tetaplah individu yang memiliki hak dan martabat, yang perlu dipersiapkan untuk kembali menjadi anggota masyarakat yang produktif dan bertanggung jawab. Pembinaan humanis diwujudkan melalui program-program yang tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga mental dan spiritual.

Program-program pembinaan yang sedang digalakkan meliputi pelatihan keterampilan vokasi, pendidikan formal dan non-formal, serta pendampingan psikososial. Tujuannya adalah membekali warga binaan dengan keahlian dan mentalitas positif agar mereka tidak mengulangi kesalahan serupa di masa depan. Pendekatan ini diharapkan dapat mengurangi angka residivisme dan mengikis stigma negatif yang kerap melekat pada mantan narapidana.

Setiap individu, terlepas dari kesalahan masa lalu, memiliki hak untuk diperlakukan secara manusiawi dan mendapatkan kesempatan kedua, tegas Menteri Agus Suhardi dalam pernyataan resminya. Pendekatan dialogis seperti ini adalah jembatan untuk memahami kebutuhan mereka dan memastikan program pembinaan relevan dengan tujuan rehabilitasi.

Mengikis Stigma dan Memupuk Harapan

Inisiatif semacam ini tidak hanya meningkatkan moral dan motivasi warga binaan, tetapi juga berpotensi mengikis stigma sosial yang seringkali menjadi hambatan bagi mereka setelah bebas. Dengan adanya dialog langsung dan interaksi personal, diharapkan ada pemahaman yang lebih baik tentang tantangan yang dihadapi warga binaan, baik selama di Lapas maupun setelah kembali ke masyarakat.

Respon positif juga datang dari para warga binaan yang hadir. Mereka mengungkapkan apresiasi atas perhatian langsung dari Menteri Kemenimipas. “Kami merasa dihargai dan didengar. Ini memberikan kami harapan untuk bisa memulai hidup baru setelah keluar nanti,” ujar salah satu warga binaan yang enggan disebutkan namanya.

Kemenimipas berkomitmen untuk menjadikan kegiatan dialogis dan pendekatan humanis sebagai standar operasional di seluruh Lapas di Indonesia. Diharapkan, langkah ini akan menjadi fondasi kuat bagi sistem pemasyarakatan yang lebih adil, efektif, dan berorientasi pada pemulihan serta kemanusiaan.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.