December 1, 2025

Delik Kalbar

Satu Portal, Banyak Cerita

Prabowo Dijadwalkan Berpidato Kunci di Sesi Debat Umum PBB, Setelah Trump dan Lula

Presiden Prabowo Subianto, dijadwalkan akan menyampaikan pidato penting dalam sesi Debat Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa, 23 September 2025. Posisi strategisnya sebagai pembicara ketiga, menyusul Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menempatkan Indonesia di sorotan utama diplomasi global. Penempatan ini mengindikasikan pengakuan terhadap peran dan bobot Indonesia dalam kancah politik global, serta memberikan platform yang sangat terlihat untuk menyampaikan pesan-pesan kunci dari Jakarta.

Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB merupakan forum tahunan paling prestisius di mana para pemimpin dunia berkumpul untuk membahas isu-isu krusial yang mempengaruhi perdamaian, keamanan, dan pembangunan global. Kesempatan untuk berpidato di panggung ini adalah sebuah kehormatan dan privilege bagi setiap negara untuk menyuarakan aspirasi, posisi, dan inisiatifnya di hadapan komunitas internasional. Forum ini menjadi medan utama bagi negara-negara untuk mengemukakan agenda nasional mereka dalam konteks tantangan global, mencari solusi kolektif, dan memperkuat kerja sama multilateral.

Secara tradisional, pembicara pertama dalam Debat Umum PBB sering kali adalah Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan Brasil, diikuti oleh Presiden Amerika Serikat sebagai perwakilan dari negara tuan rumah PBB. Dengan Prabowo dijadwalkan berpidato di urutan ketiga setelah kedua pemimpin berpengaruh ini, hal ini menyoroti posisi Indonesia yang semakin sentral dalam diskursus global. Urutan tersebut bukan hanya formalitas, melainkan juga cerminan dari dinamika diplomatik dan ekspektasi terhadap kontribusi Indonesia dalam isu-isu global yang mendesak.

Diplomasi Indonesia di Panggung Dunia

Pidato ini akan menjadi momen krusial bagi Indonesia untuk menegaskan kembali komitmennya terhadap multilateralisme dan prinsip politik luar negeri ‘Bebas Aktif’ yang telah lama dianut. Dalam konteks dinamika geopolitik global yang semakin kompleks, suara Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, anggota G20, dan pemain kunci di kawasan Asia Tenggara, sangat dinantikan. Kehadiran pemimpin Indonesia di podium global ini menegaskan kembali peran negara sebagai jembatan dialog dan promotor perdamaian.

Para pengamat diplomatik memperkirakan bahwa Prabowo akan mengangkat isu-isu prioritas yang menjadi perhatian utama Indonesia, seperti perdamaian dan stabilitas regional, ketahanan pangan, perubahan iklim, serta pentingnya kolaborasi global untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). Indonesia secara konsisten menyuarakan pentingnya penyelesaian konflik melalui dialog dan penghormatan terhadap hukum internasional, serta mempromosikan pendekatan inklusif dalam menghadapi tantangan global. Diharapkan, pidato ini akan menggarisbawahi upaya Indonesia dalam memperkuat peran ASEAN di tengah rivalitas kekuatan besar, serta komitmen terhadap kedaulatan dan integritas wilayah.

“Posisi Indonesia setelah Brasil dan AS adalah indikasi jelas bahwa suara Jakarta semakin diperhitungkan di kancah internasional. Ini bukan hanya tentang menyampaikan pidato, tetapi tentang bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan platform ini untuk memengaruhi agenda global dan memperkuat posisi tawarnya di tingkat internasional, terutama dalam isu-isu yang menjadi kepentingan bersama negara-negara berkembang,” ujar seorang diplomat senior yang enggan disebutkan namanya.

Agenda Global dan Harapan Audiens Internasional

Sebelum Prabowo, dunia akan terlebih dahulu menyimak pandangan dari Presiden Lula da Silva, yang seringkali menyoroti isu-isu lingkungan, kesetaraan global, dan reformasi arsitektur keuangan dunia. Kemudian disusul oleh Presiden Donald Trump (jika ia kembali menjabat sebagai Presiden AS), yang pidato-pidatonya cenderung berfokus pada kepentingan nasional Amerika Serikat, kebijakan ekonomi, dan keamanan global yang diwarnai pendekatan “America First”.

Kontras pandangan dari kedua pemimpin ini akan memberikan latar belakang yang menarik bagi pidato Prabowo. Diharapkan Prabowo dapat menyajikan perspektif yang menyeimbangkan, menekankan pada kerja sama, stabilitas, dan mencari titik temu di tengah perbedaan pandangan antarnegara. Pesan yang kuat mengenai pentingnya persatuan global dalam menghadapi tantangan bersama, seperti ancaman pandemi di masa lalu dan krisis ekonomi saat ini, kemungkinan besar akan menjadi inti dari pidatonya. Perhatian juga akan tertuju pada bagaimana Indonesia akan menyikapi isu-isu hak asasi manusia dan konflik kemanusiaan yang sedang berlangsung di berbagai belahan dunia.

Dengan sorotan dunia tertuju pada sesi pembukaan Debat Umum PBB, pidato Prabowo pada 21 September 2025 mendatang akan menjadi barometer penting bagi arah diplomasi Indonesia di tahun-tahun mendatang dan bagaimana Indonesia memposisikan dirinya sebagai pemain kunci yang konstruktif dan berpengaruh di panggung dunia.


Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda