Timnas Indonesia U-23 Tanpa Marselino dan Struick di AFF 2025: Optimisme di Tengah Adaptasi
Jakarta, 14 July 2025 – Tim Nasional Indonesia U-23 dipastikan akan berlaga di ajang Piala AFF U-23 2025 tanpa dua pilar utamanya, Marselino Ferdinan dan Rafael Struick. Keputusan ini, yang sebagian besar disebabkan oleh jadwal kompetisi klub yang padat dan prioritas pada agenda tim nasional senior, membuka peluang bagi talenta-talenta muda lainnya untuk unjuk gigi di kancah regional.
Absennya Marselino dan Struick tentu menjadi perhatian mengingat kontribusi signifikan mereka di berbagai level tim nasional, termasuk penampilan gemilang di kualifikasi Piala Asia U-23 dan perjuangan di babak play-off Olimpiade Paris 2024 lalu. Keduanya adalah elemen kunci dalam skema permainan Tim Garuda Muda, dikenal dengan kemampuan individu, visi bermain, serta naluri gol yang tajam.
Meski demikian, Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) dan jajaran pelatih Timnas U-23 diyakini telah menyiapkan strategi matang untuk mengantisipasi absennya dua pemain andalan tersebut. Turnamen Piala AFF U-23, yang seringkali dianggap sebagai ajang pengembangan pemain, kini menjadi panggung ideal bagi pelapis atau wajah baru untuk menunjukkan potensi mereka.
Strategi Adaptasi dan Kepercayaan pada Kedalaman Skuad
Keputusan untuk tidak memaksakan kehadiran Marselino dan Struick di Piala AFF U-23 2025 menunjukkan komitmen PSSI dalam menjaga hubungan baik dengan klub-klub pemain, terutama bagi mereka yang berkarier di luar negeri. Selain itu, ini juga merupakan bagian dari perencanaan jangka panjang untuk memastikan kedua pemain tersebut tetap prima untuk agenda timnas senior yang lebih krusial, seperti kualifikasi Piala Dunia dan Piala Asia.
Jajaran pelatih, di bawah arahan Shin Tae-yong atau pelatih yang ditunjuk untuk U-23, akan dihadapkan pada tugas meracik skuad yang solid tanpa mengandalkan dua bintang tersebut. Ini adalah kesempatan emas bagi pemain-pemain yang selama ini kurang mendapat sorotan, seperti Arkhan Fikri, Ikhsan Nul Zikrak, atau bahkan beberapa nama dari tim U-20, untuk membuktikan diri. Pengalaman bertanding di level internasional, meskipun di turnamen usia muda, sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan mental bertanding mereka.
“Setiap turnamen usia muda adalah platform penting untuk pengembangan pemain. Absennya Marselino dan Struick, meskipun signifikan, tidak akan mengurangi target kami untuk tampil kompetitif dan memberikan pengalaman berharga bagi talenta-talenta baru. Ini adalah bagian dari strategi jangka panjang PSSI dalam membangun kedalaman skuad Garuda.”
— Pernyataan resmi dari jajaran PSSI
Piala AFF U-23 Sebagai Kawah Candradimuka
Piala AFF U-23, meskipun bukan turnamen dengan kaliber tertinggi, memiliki peran krusial sebagai kawah candradimuka bagi para pemain muda. Sejarah mencatat, banyak pemain yang kemudian menjadi bintang timnas senior berawal dari penampilan apik mereka di ajang-ajang usia muda seperti ini. Ini adalah kesempatan untuk menguji kedalaman skuad, mengidentifikasi bakat-bakat baru, dan membangun chemistry tim untuk agenda yang lebih besar di masa depan.
Target Indonesia di Piala AFF U-23 2025 kemungkinan besar akan fokus pada kombinasi antara pencapaian hasil terbaik dan pengembangan pemain. Selain berusaha meraih gelar juara, tujuan utama partisipasi adalah menemukan bibit-bibit baru yang siap bersaing di level senior, mengasah mental bertanding, dan membangun pondasi tim yang kuat serta merata untuk menghadapi tantangan di masa mendatang, termasuk kualifikasi Piala Asia U-23 berikutnya atau bahkan kualifikasi Olimpiade di edisi mendatang.
Dengan persiapan yang matang dan kepercayaan penuh pada potensi pemain muda, Timnas Indonesia U-23 diharapkan mampu tampil memukau di Piala AFF U-23 2025. Absennya dua bintang memang menjadi tantangan, namun juga membuka lembaran baru bagi perjalanan para Garuda Muda menuju kancah sepak bola internasional yang lebih gemilang.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda
