Tragedi Pesantren Roboh: Korban Jiwa Capai 61, Identifikasi Berlanjut

07 October 2025 – Data terkini dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan bahwa jumlah korban meninggal dunia akibat insiden robohnya bangunan pesantren telah bertambah menjadi 61 jiwa. Dari total tersebut, 17 jenazah telah berhasil diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) dan diserahkan kepada keluarga.
Peristiwa tragis yang menyita perhatian publik ini terus menjadi fokus utama upaya penanganan darurat yang dikoordinasikan oleh Posko Penanganan Darurat BNPB. Hingga saat ini, total 167 jiwa terdampak insiden nahas tersebut, mencakup korban meninggal, luka-luka, maupun mereka yang kehilangan tempat tinggal sementara.
Jumlah Korban dan Proses Identifikasi
Proses evakuasi dan pencarian korban di lokasi kejadian masih terus berlangsung intensif. Tim gabungan yang terdiri dari unsur Basarnas, TNI, Polri, tenaga medis, dan relawan bekerja tanpa henti di bawah reruntuhan bangunan yang roboh. Tantangan berupa material bangunan yang berat dan kondisi struktur yang tidak stabil menjadi hambatan utama dalam upaya penyelamatan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, [Nama Pejabat Fiktif], dalam keterangannya di Posko Penanganan Darurat, 07 October 2025 pagi, menyampaikan bahwa proses identifikasi 17 jenazah yang telah diserahkan melibatkan pemeriksaan forensik dan pencocokan data antemortem dari keluarga korban. “Identifikasi ini penting untuk memastikan setiap korban mendapatkan haknya dan keluarga dapat segera mendapatkan kepastian,” ujarnya.
“Tim gabungan terus bekerja keras di lapangan. Prioritas utama kami adalah menemukan korban yang masih tertimbun dan memastikan seluruh jenazah yang ditemukan dapat diidentifikasi dengan cepat demi memberikan ketenangan bagi keluarga. Kami juga fokus pada penanganan korban luka dan dukungan psikososial bagi para penyintas,” kata [Nama Pejabat Fiktif] dari BNPB.
Pihak berwenang mengimbau masyarakat, khususnya keluarga korban, untuk tetap tenang dan kooperatif dengan petugas di lapangan. Posko pengaduan dan pusat informasi juga telah didirikan untuk mempermudah akses informasi bagi keluarga yang mencari kerabat mereka.
Upaya Penanganan Darurat dan Bantuan Kemanusiaan
Selain pencarian dan evakuasi, Posko Penanganan Darurat juga fokus pada penyediaan kebutuhan dasar bagi para penyintas dan keluarga korban. Tenda pengungsian, dapur umum, fasilitas medis darurat, serta layanan konseling psikososial telah didirikan di sekitar lokasi kejadian. Bantuan logistik berupa makanan, minuman, selimut, dan pakaian layak juga terus disalurkan.
Kementerian Sosial bersama dengan lembaga-lembaga kemanusiaan lainnya turut aktif dalam memberikan dukungan. Tim medis siaga 24 jam untuk menangani korban luka dan memastikan kondisi kesehatan para penyintas tetap terjaga. Sementara itu, penyelidikan mengenai penyebab pasti robohnya bangunan pesantren ini juga sedang dilakukan oleh pihak kepolisian untuk menguak potensi kelalaian atau faktor lain yang berkontribusi terhadap tragedi ini.
Insiden ini menjadi pengingat pahit akan pentingnya standar keamanan bangunan, terutama fasilitas publik seperti pesantren. Pemerintah daerah setempat berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh bangunan publik dan institusi pendidikan demi mencegah terulangnya tragedi serupa di masa mendatang.
Kunjungi halaman utama kami untuk berita terbaru lainnya 👉
Beranda